01 . 01
Berkelana dengan dada terluka , aku bersih keras berlari mengumpat dari seluruh manusia yang melihat
Jangan tanya arah mana yang ku tuju!
Aku hanya mengandalkan insting perasaku
Ayo aku bisa bersembunyi dari segalanya
Semua ini akan hilang bila aku pergi
Ah sial , aku melihatnya !
Dia masih di sana untuk berdiri , gumanku
Wanginnya yang khas tercium dari kilometer tepat ku berada
Pembawaan wajahnya masih persis dengan senyum teduh seperti payung ku.
Dia berdiri persis di hadapanku, untuk sedikit jarak.
Aku terkejut !
"Apa yang kau lakukan disini! " Hardikku dengan perasaan marah !
Namun hanya senyum yang terbalas lalu dia hilang bersama matahari dan burung
" kemana dia ? " gumanku.
Ah lagi lagi dia muncul kembali untuk hilang !
Dadaku nyeri untuk pelarian beberapa kilometer ku
" aku lelah ! "
Aku butuh mengambil waktu untuk beristirahat
Dengan tumpukan jerami kering aku baringkan tubuhku
Helah nafas lelah mulai beradu dan ku mulai pejamkan mata lalu mulai larut dengan ini
" hay ! "
" ha ? "
Lagi lagi dia muncul kembali untuk kesian kalinya
"ah sial ! ! !
" SUNGGUH MENJENGKELKAN "
" Untuk apa kau berada di sini lagi,? " kembali aku tanyakan padanya dengan nada marah.
Dia hanya membalas senyum
Dan lagi lagi dia menghilang begitu saja
" ah sial " gumanku
Apa yang terjadi ?
aku mulai menampar pipiku !
Menyadarkan diri lalu akhirnya teriakan kecil terlontar
Aku terbangun dan memandang seisis langit-langit kamar
Ah , ternyata memang hanya mimpi
" untung saja " hela nafas ku
* * * * *
Aku mulai kembali berlari meneruskan perjalananku , entah arah apa yang menjadi tujuan , penting bagiku hanya untuk melupakannya
Kakiku perih !
Ternyata ada sedikit luka memar dan aku pergi duduk dekat bantara sungai untuk melihatnya !
Lihatlah !
bukan sedikit memar
ini banyak luka
Aku mulai pergi membersihkan lukanya dengan sedikit mengambil air sungai
Perlahamn, ku basuh luka-luka memarku.
Ini sungguh perih !
Tapi tak terasa !
Aku mendengar gemurung , Aku paham bahwa langit ingin mulai menangis dan perlahan-perlahan air mulai jatuh ke bumi
Tak terasa air pun juga mulai jatuh dari lupuk mataku
" ah aku mulai menangis " sialan
Aku mebenci segalanya
SEMUANYA !
Aku benci!
Aku benci akhir dari segala kisah yang berujung melupakan.
Ada kata tersiksa dari setiap akhir cerita cinta.
Karna cinta mengambil gambaran masa depanku.
Aku keliru saat dimana cinta sudah hilang aku juga kehilangan sebagian jiwa
Percayalah ! ! ! Melupakannya seperti berkelana dengan dada terluka
Dan hampir meningglakan jiwa yang tak waras