Minggu, 12 Maret 2017

Dia


Aroma tubuhnya begitu khas dengan tatapan teduh penenang candu .

Aku masih ingat kita duduk di halte menunggu kepulangan .

Segala hal kamu bicarakan, itu sangat lucu, aku tertawa dengan ketenangan yang kau berikan . 

Hangat! itu sebuah gambaran saat kita tak sedikit pun memilik jarak.





* * * * *





Sang pujanggan memiliki jemari besar , dengan kuku yang kuat di gegamnya aku terlindungi . 

Pundaknya yang layu dengan gagah berani menerjang tantangan


sebab " aku pujanggan "


hahaha lucu


Aksara ku runtuh saat berasamamu , aku menggila waktu mentapmu , aku terbang waktu di dekatmu, aku banyak bicara agar kamu mendengarkan , aku banyak bercerita agar kamu menjadi pendengarku .


Dan aku bahagia.

Pujangganku berbeda dari yang lain, dia terpilih dari milyaran pujanggan untuk ditemui dengan ku oleh Tuhan .

Pujanggan!!!

Marilah kita habiskan waktu bersama , sekarang, esok dan, seterusnya, selamanya! 




*****



Kita akan berlari kecil menembus gumpalan awan dan menari-nari di langit lalu duduk menikmati semburat langit jingga!

aku bersumpah tak ada kata bosan untukmu!

aku menjanjikan selalu ada untukmu!

aku akan tetap menjadi konstan dan menghindari perubahan!

Aku berkata jujur untuk mu.










*****



Tiba tiba sang pujanggan pergi , lalu tak jua datang , angin pun berhembus kencang dan jiwa berbisik lirih .

Aku bilang jangan pergi.

Aku mati sebabmu.



"kemarilah untuk duduk, akan ku ceritakan banyak hal?"


" Kumohon "





-reni.jkt12

~abp

Sampah

Hushh husshhhh ...,  hembusan angin bumi bertemu kulit tipis yang membuat bulu kuduk berdiri, cahaya sekitar mulai hilang, gelap gulita dite...